Pages

Sunday 16 January 2011

Introduction 2K11

Hallo semuanya! Wah udah lama banget gue gak blogging. Ya kemarin-kemarin gak update soalnya males. Hehehe. Sebelumnya, Happy New Yeaaaaarrr! :D

So, we are in 2011 now. New year, it should be new things, new girlfriend (?), new objectives, new goals, new resolutions. But, I don't make resolutions. I just make objectives and goals. And.. what's the different? Jawaban gue: gak tau juga. Hehehe. Mungkin begini, resolusi itu seperti keinginan/target yang harus tercapai. Harus. Sedangkan gue orangnya ya bisa dibilang mengalir kayak air. Gue tidak sebegitu 'harus'-nya untuk menargetkan sesuatu. Kenapa? Takutnya kalau target itu gak tercapai, pasti yang kena 'batunya' juga gue sendiri. Yakan? *yadoong*. Oh iya, alasan kenapa gue gak bikin resolutions juga karena hmm gue selalu berusaha melalukan yang terbaik di semua setiap usaha gue.

Kalau objectives dan goals gimana? -- objectives dan goals tahun ini: tamat SMA (amiiin), dapet perguruan tinggi negeri (prefer ke UI) (amiiiin), dan bikin 1st gig dibawah naungan Samoedra Management. Ya, mulai tahun 2011 bakal jadi tahun gue untuk memulai usaha di bidang musik. Sebenernya udah dari 2010 kemarin pingin bikin gigs gitu, tapi terkendala dana dan suatu hal lainnya. Rencananya gue akan bikin gigs setelah UN dan sebelum pengumuman nilai UN. Itu rencana 1st gig gue. Terus yang kedua mungkin setelah tes SNMPTN, SIMAK, dll. Ya, gue berharap rencana gue itu dapat berjalan sesuai harapan. Amin!

Terus di 2011 udah ngapain aja? -- so far gue udah berulang tahun ke-17, yang jatuh tanggal 10 Jan kemarin hehehe. Haduh ngapain ya.. belajar mungkin. Berusaha untuk tidak menunda-nunda sesuatu. Kalau dapet pekerjaan harus langsung dikerjakan. Biar gak punya utang. 
Oh iya, I guessing now I'm in a cycle of life. Friends comes and goes. Yang dekat menjauh, dan yang jauh mendekat. Gak tau kenapa, tapi yasudahlah, ini normal. 
Di sisi musik, sedang ada perubahan di diri gue. Akhir 2010 gue ber-blues-ria, dan di awal 2011 ini gue berpindah haluan alternative. Alternative-nya yang semacam Radiohead, The Stills, Warpaint, Foals, dll. Ya bisa dibilang musik gue sekarang absurd banget. Yang akhirnya mempengaruhi kebpribadian gue secara gak langsung, menjadi psychedelic dan absurd. Hehehe.

Hmm apalagi ya yang mau gue tulis? Haduh gak tau lagi deh hehe. Then, see on the next post ;)

Monday 20 December 2010

How To Become a Music Journalist

Music Journalists - What Do They Do? :
 
Naturally, music journalists write about music and the music business, but there are a few different specializations that exist under that heading. Some music journalists work exclusively in reviews - they reviews new albums, shows, DVD releases and such. Other journalists tend to do more in depth pieces about musicians - they do interviews and cover the people behind the music. Some music journalists focus on writing about the music business itself - and still other writers do a mixed bag of work, combining music reviews, artist interviews and whatever else comes up that warrants press attention.
 
Different Mediums, Different Styles:

Music magazines are the most obvious outlet for music journalism, but they are far from the only place you'll find music related writing. Album reviews run in most general entertainment and men's/women's magazines - these publications also sometimes include interviews. Newspapers have varying levels of music coverage, from reviews to interviews with touring bands passing through town. The latest frontier in music journalism is the internet (more below).

Types of music coverage differs between publications - newspapers and general interest magazines tend to run short reviews, music mags give more in depth coverage.
 
Music Journalism and The Internet:

Like it has most things, the internet has changed music journalism dramatically. In addition to giving the usual publications another outlet, the internet has allowed music fans to start covering the music themselves by starting blogs and websites. Music journalism on the internet is where you are most likely to find the boundaries pushed - writers are bound by fewer rules than they are with print publications.

Of course, not ever fan page on the net counts as "journalism" - there is good and bad writing on the web - but more and more of the great journalists are using the net to do their writing.
Working as a Music Journalist - The Pros:

As you might imagine, music journalism can be a lot of fun:
  • You get to hear the new music first
  • You get to work closely with musicians and get the chance to sit down and ask some of your favorite artists the questions that are on your mind.
  • Everyone wants press coverage, so you can count on plenty of promos and guest list spots, plus invitations to after parties and other events.
  • You get to write about what you (presumably) love - music - and you get to weigh in on important issues facing the industry.
Working as a Music Journalist - The Cons:

The pros might make a career as a music journalist sound like all fun and games, but it's not. It takes a lot of hard work, dedication, and a lot of paying your dues. You also have to be a self starter - you'll have deadlines, but you'll spend most of the time working independently, so you'll need the discipline to get the job done. Some other cons to consider:
  • The pay can be up and down - unless you have a steady assignment somewhere, you'll work freelance and only be paid when you get work.
  • When you write a bad review or unflattering interview, you can expect to hear about it.
Making Money as a Music Journalist:

The way music writers get paid depends very much on their job. Freelancers get paid on a per project basis - they might be paid on word count (a set amount for every word) or they might agree up front to a set rate for the whole project. People who work for a specific publication are usually on a set salary, although sometimes they receive a base rate plus a bonus based on some kind of performance criteria - this is especially common with web writing, where traffic increases are rewarded. Aspiring freelancers can learn more about pricing their work on About.com's Freelance Writing site.
 
How to Become a Music Journalist:

There are several different ways to get a foot in the door. Some people find internships with music publications while they are in college, and those internships turn into job opportunities. Other people take any writing job they can get - even writing for free sometimes - to build up a portfolio of work they can eventually turn into a paying gig. Still others start their own blog or website, which can also help to build up a portfolio of writing samples - sometimes, these blogs/sites can be successful enough on their own to become a living, and sometimes they are stepping stones to a steady assignment. Check out About.com's Media Careers site for more advice on breaking into journalism.

Some of the most important music publications today are actually blogs and websites. Of course, not unlike trying to get noticed on MySpace, bloggers and websites have to fight hard to get readers on the internet. Developing a good relationship with other bloggers can help. If you're thinking of starting your own music blog or website, here are some good examples of varying sizes from around the internet to give you some ideas of what is working for other people (Note: sites may include language or images offensive to some users)

Thursday 16 December 2010

Belief



I love this version of Belief, John Mayer. (Live in Abbey Road 2007)

Wednesday 15 December 2010

Lagu-lagu Hujan

Huwam! Today, I spent my day with study and sleep. Later, maybe I'll watch DVD that I bought a week ago. Yak, sebenernya gak ada hubungannya juga sih sama apa yang gue ingin informasikan hehehe.

Okay, barusan terjadi hujan lebat, dan itu terjadi sewaktu gue di dalam kamar mandi. Dan juga sekarang ini sudah mulai memasuki musim hujan. Tiba-tiba ada flash di pikiran gue untuk merekomendasikan lagu-lagu yang pas buat didengarkan sewaktu hujan. Biasanya, kriteria lagu yang pas dengan hujan yaitu lagu-lagu yang mellow dengan irama yang lambat-sedang. Nggak nge-beat banget lah. Dan ada satu kriteria yang sangat penting: lagu ini bisa didengar sembari menyeduh teh atau kopi hangat. Hehe. Oiya, lagu-lagu yang akan gue rekomendasikan ini berasal dari yang ada di playlist WMP gue dan untuk sekarang, gue merekomendasikan band indie lokal saja (Aku Cinta Band Indie Indonesia :D). And these are my recomendations:

1. Efek Rumah Kaca - Kamar Gelap

Yak, pertama kali gue denger lagu-lagunya ERK langsung ada dua kata yang terlintas di otak gue: agak absurd. But it's okay. Gue terperanga dengan lirik yang di lagu-lagunya. Sangat mantap. Sangat susah untuk bikin lirik seperti yang ERK bikin. Kalau dari musikalitasnya, memang mellow dan enak buat didengar disaat hujan. Dan juga seperti yang gue bilang, agak absurd.
Best Track: Hujan Jangan Marah
Rating: 4/5






2. Sore - Ports of Lima

Nama band mereka benar-benar selaras dengan lagu-lagu yang mereka hasilkan. Begitu gue mendengarkan lagu ini, otak gue langsung conditioning sedang berada di suatu daerah yang agak ramai sore-sore menunggu matahari terbenam. Bener-bener enak buat chill out. Ditambah lagi dengan suasana hujan, very recomended.
Best Track: Vrijeman
Rating: 4/5





3. Adhitia Sofyan - Quiet Down dan Forget Your Plans

Yak, ini dia jawara bikin orang galau, Adhitia Sofyan. Hahaha. Lagunya sangat mellow dan easy listening. Gue yakin orang-orang pada jatuh hati ketika pertama kali mendengarkan lagu-lagunya. Btw, mas Adhitia ini akustikan saja; hanya menggunakan gitar. Ya seperti Kings of Convenience lah hehehe. Very Recomended untuk didengarkan selagi hujan, ditemani dengan secangkir teh/kopi hangat.
Best track: Deadly Storm Lightning Thunder
Rating: 4/5
Forget Your Plans ini adalah album kedua dari Adhitia Sofyan. Belum dijual di toko-toko karena masih dalam tahap produksi. Dan gue pun mendapatkan lagu ini dari blognya mas Adhit secara gratis disini

Best track: Forget Jakarta
Rating: 4/5







4. Andre Harihandoyo and Sonic People - Good For The Soul

This album really-really good for the soul. Trust me! Blues, jazz, dan sedikit pop dicampuraduk menjadi satu kesatuan. Their songs really hypnotized me. Bikin gue addicted. Cocok didengarkan disaat hujan. Very relaxing. And...okay, once again, their songs really good for our soul.


Best track: Room For Everybody
Rating: 4,5/5





5. Endah N Rhesa - Look What We've Found

Menurut gue, ini salah satu best album 2010. Enak banget lagu-lagunya. Asli, gak boong. Seperti mas Adhitia Sofyan, mbak Endah dan mas Rhesa ini akustikan juga. Di album ini, sepertinya mereka ingin menceritakan wild life di suatu hutan. Lagu-lagunya bisa bikin semangat dan galau. Hehehe. Oiya, satu kelebihan dari album baru mereka: sound-nya. Bener-bener jernih.
Best track: Tuimbe (Let's Sing)
Rating: 4/5







6. The Trees and The Wild - Rasuk

Yak, pasti udah banyak banget yang tau TTATW kan? Mereka akustikan juga. Tapi terkadang dalam beberapa show live nya, mereka bermain fullset (ditambah drum dll). Yang gue suka dari mereka, adalah lagu-lagu mereka mempunyai soul dan semangat tersendiri. Really calming for me. Dan pastinya, cocok didengarkan disaat hujan.

Best track: Berlin
Rating: 4/5





And that's all from me about my music recomendations. Later! :D

Tuesday 14 December 2010

Jakarta Oh Jakarta

Hari yang cukup panjang dan melelahkan, setelah menemani sang Ibu berbelanja ke Tanah Abang. Phew... Tapi gakpapa, it was fun that I can helped my mom with drove her to Tanah Abang. Kan gue berusaha untuk menjadi anak yang berbakti gitu lho hehehe.

Hoke, back to the topic, "Jakarta Oh Jakarta". Tadi, dari Ps. Rebo gue ke Tanah Abang via Dewi Sartika-MT Haryono-Gatot Subroto-Kuningan-Mega Kuningan-Casablanca-Tn. Abang. Jadi, gue gak lewat Otista maupun Tebet. Hmmm gue cuma bisa geleng-geleng kepala sewaktu melihat jalanan yang gue lewati itu macet nan semerawut. Padahal gue kesana jam 11an loh. Gue kira jalanan sudah agak sepi gimana gitu. Terutama waktu di MT Haryono dan Gatot Subroto. Apalagi ditambah etika pengendarannya yang minus. Sekali lagi, gue cuma bisa geleng-geleng kepala.
 
Gue liat di jalan kebanyak satu mobil berisi satu orang. Paling banyak tiga orang lah, itupun bisa dihitung pakai jari. Ya terus gue mikir lah, gimana Jakarta gak macet kalo satu orang satu mobil di jalan? Hadeh. Mindset yang seperti inilah yang harus diubah. Dan juga salah satu 'kebiasaan' masyarakat sekarang yang 'sedikit-sedikit beli motor' daripada naik transportasi umum. Kok bisa? Karena hanya dibutuhkan DP Rp 0,00 saja agar bisa membawa pulang motor. Inilah suatu 'kemudahan' yang diberikan kepada masyarakat yang pada akhirnya memberi kesengsaraan yang amat sangat. Tapi, terkadang naik transportasi umum pun bukan solusi yang tepat juga. Contoh: busway yang seringkali penuh dan akhirnya berdesak-desakan, dan juga tadi di Tn. Abang gue melihat banyak sekali angkot tidak berpenumpang yang justru itu bikin macet jalanan disana. Bahkan, sang Ibu mengatakan bahwa beliau pernah melihat angkot tak bertuan yang diparkir-tak-bertanggungjawab-di-pinggir-jalan yang bikin jalanan macet parah. Sekali lagi, gue cuma bisa geleng-geleng kepala.
 
Sempat terpikir juga waktu di jalan tentang rencana pemerintah membangun MRT (Mass Rapid Transport) yang nantinya itu terdiri subway, busway, commuter train, dll. Dan juga pemda DKI berencana menambah jaringan jalan di Jakarta. Gue tau info ini berkat National Geographic yang menampilkan Jakarta sebagai salah satu Megacities di dunia. Ada beberapa daerah yang sepertinya akan ditambah ruas jalannya seperti di Casablanca. Tadi gue melihat ada pancang-pancang yang kata sang Ibu akan dibangun menjadi fly over toll tapi gak bayar, dari Kp. Melayu sampai Tn. Abang. Ini merupakan langkah yang gue anggap tepat untuk mengurangi kepadatan jalan di Jakarta.
 
Tapi, itupun belum cukup. Menurut gue, selain menambah ruas jalan dan menerapkan MRT di Jakarta, Pemda juga harus berani membatasi pembelian kendaraan bermotor dan itu harus dibarengi dengan perbaikan fasilitas transportasi umum agar masyarakat pun mau menggunakan Transjakarta, commuter train, dll. Dan juga, Pemda harus menanamkan mindset dari dini kepada masyarakat (mungkin dari SMP/SMA) agar tidak gampang membeli kendaraan bermotor secara kredit. Karena pasti nanti akan merugi apabila tidak bisa mengolah kredit itu sendiri dan juga pastinya akan mengontribusikan macet dan juga polusi, terutama polusi udara. Pernah liat iklan masyarakat yang tentang perbedaan orang yang nabung sama orang hobi ngredit? Orang yang suka nabung untuk beli sesuatu itu akhirnya bisa hidup bahagia karena gak punya beban hutang maupun psikologis yang diakibatkan hutang tersebut. Beda sama orang yang dikit-dikit kredit, yang akhirnya barang-barang yang udah dia beli (secara kredit) itu ditarik lagi karena gak sanggup bayar cicilannya. Hayoloh...
 
Omong-omong soal polusi udara, menurut gue polusi udara Jakarta yang dihasilkan ketika weekdays itu bener-bener kotor. Jujur aja, gue udah gak sanggup buat menghirup udara Jakarta pagi/siang/sore di hari-hari kerja. Gue cuma bisa menghirup sekitar 50% dari kapasitas maksimal paru-paru gue. Dan itupun, yang sebagaimana kita ketahui, di atmosfer ini lebih banyak hidrogen-nya ketimbang oksigennya. Ya, bisa ditebak, udara yang gue exhale sangat lebih banyak ketimbang yang gue inhale. Fuck it, man. Kasihan paru-paru gue. :(
 
Oiya, terkahir, gue suka miris ngeliat lahan kosong di Jakarta. Kenapa miris? Karena mereka akan end up dengan bangunan, bukan tanaman. Ckckck. Dasar manusia Indonesia. Sekedar info, ruang hijau terbuka di Jakarta kurang dari 10%. Padahal senggaknya 30% lahan suatu kota itu ditumbuhin tanaman, biar balance. Ada suatu dearah di dekat Plumpang (Jak-Ut), beberapa minggu yang lalu gue lewat lahannya masih kosong, lalu beberapa hari lalu gue lewat lagi sudah ada petak-petakan buat fondasi bangunan. Hmm ini namanya mempercepat proses penenggelaman Jakarta. Gue inget banget dulu banyak lahan yang kosong yang akhirnya jadi pusat perbelanjaan (yang secara tidak langsung 'menurunkan' tanah Jakarta, ditambah lagi pengambilan air tanah yang tanpa kendali oleh penduduknya) seperti Semanggi (dulu adanya cuma Balai Sarbini, sekarang plus Plaza Semanggi -_-), Cibubur (dulu area yang dipakai Cibubur Junction itu lapangan kosong dan banyak orang-orang belajar nyetir disitu), Cililitan (dulu belum ada PGC, adanya terminal Cililitan), dan lain lain yang gak gue tau. Oke, bagi yang belum tau, dahulu sewaktu gue masih TK dan SD, Jakarta hanya dimonopoli oleh beberapa mall besar seperti PIM, Citraland, Mangga Dua Mall, Blok M Plaza, Plaza Indonesia, dan Plaza Senayan. Dulu belum ada yang namanya MKG, MOI, Citos, Artha Gading, Sency, STC Senayan, WTC Mangga Dua, dll.

Hmm pada akhirnya semuanya berubah karena perkembangan zaman. Tapi, sayangnya perubahan itu kearah yang kurang baik karena long-term-plan pembangunan Jakarta yang sayangnya dibuat dengan tidak baik, yang pada akhirnya 'menyesengrakan' penduduknya sendiri di tahun 2010 ini. Semoga, dengan terobosan pemda sekarang ini, dapat menyejaterahkan kehidupan penduduknya dan membuat Jakarta menjadi kota yang layak dan nyaman untuk ditinggali warga. :)

Friday 10 December 2010

The Tallest Man On Earth - Where Do My Bluebird Fly

Ngiler (pt. 2)

Halo, selamat pagi. Pagi yang agak cerah dan agak melelahkan, karena gue baru saja bersih-bersih kamar gue dan merapihkan meja belajar gue. Hmm hari ini gue bolos sekolah karena gue malas masuk dan juga kayaknya udah gak ada hal lagi yang mau gue kerjain di sekolah. So, I decided to stay home today. Dan mungkin gue baru masuk sekolah lagi tanggal 2 Januari 2011 hahaha.

Oke. Dalam edisi 'ngiler' ini, gue lagi ngiler sama sepeda. Wabilahilkhusus sepeda Fixie. Memang tipe sepeda ini yang lagi ngetrend di Jakarta. Disukai banyak orang karena Fixie itu dirakit dari part-part dan merk-merk yang berbeda, bukan lo beli dari pabrik langsung jadi. Suka-suka lo mau Fixie lo warna ungu, merah, hitam, putih, atau mejikuhibiniu kek, itu yang bikin Fixie catchy eye banget. Gak cuman warna sebenarnya, tapi juga part-part yang lain kayak velg dan ban. Suka-suka lo mau velg-nya berwarna putih terus ban-nya warna merah, itu terserah. Hahaha. Nih gambar-gambar Fixie yang gue dapet dari google:




Keren kan? Hehe. Ini yang bikin gue ngiler. Selain karena style-nya yang catchy, lumayan juga buat olahraga, hitung-hitung mau liburan. Daripada tidur mulu, mending sepedahan muter-muter cari keringat, cari udara segar, dan juga biar kurus. Hehehe. Semoga dapat terwujud untuk punya Fixie dekat-dekat ini. ;)

Tuesday 7 December 2010

The Social Network

Yep, sebenernya sudah beberapa minggu yang lalu gue nonton film ini, sendirian #jomblogituloh, tapi tak apa lah, gue pingin ngereview fim ini hehehe.


Film ini berkisah tentang seorang mahasiswa Harvard yang sangat genius dalam bidang web dan sejenisnya, yaitu Mark Zuckeberg. Dia adalah pendiri website social network yang terkenal sampai sekarang dan juga masih digunakan oleh khalayak, yaitu Facebook. Dulu sebelum dia membuat Facebook, dia sempat membuat website yang membandingkan kecantikan perempuan-perempuan yang ada di Harvard, yang kontroversial dan membuat dia disidang di hadapan rektor dan petinggi-petinggi Harvard. Dia juga sempat ditawari untuk membuat website pertemanan dengan orang kaya kakak-beradik (yang gue lupa namanya hehehe) yang berujung pada disidangnya Zuckeberg karena dituduh mencuri ide si bersaudara itu untuk membuat web pertemanannya sendiri (Facebook).

Facebook, yang pertama-tama bernama The Facebook, pertama-tamanya dibuat dengan $1000 dan sampai sekarang bernilai $25millions. Disini juga diceritakan tentang bagaimana lika-liku hidup yang dihadapi Mark Zuckberg dalam membangun Facebook yang tak selalu mulus.

Wah sensation   : kegeniusan Mark dan cerita panjangnya tentang Facebook sampai sekarang
Boo sensation    : agak gantung di-endingnya
Worth to watch: Yes
Score: 4 from 5