Pages

Tuesday 14 December 2010

Jakarta Oh Jakarta

Hari yang cukup panjang dan melelahkan, setelah menemani sang Ibu berbelanja ke Tanah Abang. Phew... Tapi gakpapa, it was fun that I can helped my mom with drove her to Tanah Abang. Kan gue berusaha untuk menjadi anak yang berbakti gitu lho hehehe.

Hoke, back to the topic, "Jakarta Oh Jakarta". Tadi, dari Ps. Rebo gue ke Tanah Abang via Dewi Sartika-MT Haryono-Gatot Subroto-Kuningan-Mega Kuningan-Casablanca-Tn. Abang. Jadi, gue gak lewat Otista maupun Tebet. Hmmm gue cuma bisa geleng-geleng kepala sewaktu melihat jalanan yang gue lewati itu macet nan semerawut. Padahal gue kesana jam 11an loh. Gue kira jalanan sudah agak sepi gimana gitu. Terutama waktu di MT Haryono dan Gatot Subroto. Apalagi ditambah etika pengendarannya yang minus. Sekali lagi, gue cuma bisa geleng-geleng kepala.
 
Gue liat di jalan kebanyak satu mobil berisi satu orang. Paling banyak tiga orang lah, itupun bisa dihitung pakai jari. Ya terus gue mikir lah, gimana Jakarta gak macet kalo satu orang satu mobil di jalan? Hadeh. Mindset yang seperti inilah yang harus diubah. Dan juga salah satu 'kebiasaan' masyarakat sekarang yang 'sedikit-sedikit beli motor' daripada naik transportasi umum. Kok bisa? Karena hanya dibutuhkan DP Rp 0,00 saja agar bisa membawa pulang motor. Inilah suatu 'kemudahan' yang diberikan kepada masyarakat yang pada akhirnya memberi kesengsaraan yang amat sangat. Tapi, terkadang naik transportasi umum pun bukan solusi yang tepat juga. Contoh: busway yang seringkali penuh dan akhirnya berdesak-desakan, dan juga tadi di Tn. Abang gue melihat banyak sekali angkot tidak berpenumpang yang justru itu bikin macet jalanan disana. Bahkan, sang Ibu mengatakan bahwa beliau pernah melihat angkot tak bertuan yang diparkir-tak-bertanggungjawab-di-pinggir-jalan yang bikin jalanan macet parah. Sekali lagi, gue cuma bisa geleng-geleng kepala.
 
Sempat terpikir juga waktu di jalan tentang rencana pemerintah membangun MRT (Mass Rapid Transport) yang nantinya itu terdiri subway, busway, commuter train, dll. Dan juga pemda DKI berencana menambah jaringan jalan di Jakarta. Gue tau info ini berkat National Geographic yang menampilkan Jakarta sebagai salah satu Megacities di dunia. Ada beberapa daerah yang sepertinya akan ditambah ruas jalannya seperti di Casablanca. Tadi gue melihat ada pancang-pancang yang kata sang Ibu akan dibangun menjadi fly over toll tapi gak bayar, dari Kp. Melayu sampai Tn. Abang. Ini merupakan langkah yang gue anggap tepat untuk mengurangi kepadatan jalan di Jakarta.
 
Tapi, itupun belum cukup. Menurut gue, selain menambah ruas jalan dan menerapkan MRT di Jakarta, Pemda juga harus berani membatasi pembelian kendaraan bermotor dan itu harus dibarengi dengan perbaikan fasilitas transportasi umum agar masyarakat pun mau menggunakan Transjakarta, commuter train, dll. Dan juga, Pemda harus menanamkan mindset dari dini kepada masyarakat (mungkin dari SMP/SMA) agar tidak gampang membeli kendaraan bermotor secara kredit. Karena pasti nanti akan merugi apabila tidak bisa mengolah kredit itu sendiri dan juga pastinya akan mengontribusikan macet dan juga polusi, terutama polusi udara. Pernah liat iklan masyarakat yang tentang perbedaan orang yang nabung sama orang hobi ngredit? Orang yang suka nabung untuk beli sesuatu itu akhirnya bisa hidup bahagia karena gak punya beban hutang maupun psikologis yang diakibatkan hutang tersebut. Beda sama orang yang dikit-dikit kredit, yang akhirnya barang-barang yang udah dia beli (secara kredit) itu ditarik lagi karena gak sanggup bayar cicilannya. Hayoloh...
 
Omong-omong soal polusi udara, menurut gue polusi udara Jakarta yang dihasilkan ketika weekdays itu bener-bener kotor. Jujur aja, gue udah gak sanggup buat menghirup udara Jakarta pagi/siang/sore di hari-hari kerja. Gue cuma bisa menghirup sekitar 50% dari kapasitas maksimal paru-paru gue. Dan itupun, yang sebagaimana kita ketahui, di atmosfer ini lebih banyak hidrogen-nya ketimbang oksigennya. Ya, bisa ditebak, udara yang gue exhale sangat lebih banyak ketimbang yang gue inhale. Fuck it, man. Kasihan paru-paru gue. :(
 
Oiya, terkahir, gue suka miris ngeliat lahan kosong di Jakarta. Kenapa miris? Karena mereka akan end up dengan bangunan, bukan tanaman. Ckckck. Dasar manusia Indonesia. Sekedar info, ruang hijau terbuka di Jakarta kurang dari 10%. Padahal senggaknya 30% lahan suatu kota itu ditumbuhin tanaman, biar balance. Ada suatu dearah di dekat Plumpang (Jak-Ut), beberapa minggu yang lalu gue lewat lahannya masih kosong, lalu beberapa hari lalu gue lewat lagi sudah ada petak-petakan buat fondasi bangunan. Hmm ini namanya mempercepat proses penenggelaman Jakarta. Gue inget banget dulu banyak lahan yang kosong yang akhirnya jadi pusat perbelanjaan (yang secara tidak langsung 'menurunkan' tanah Jakarta, ditambah lagi pengambilan air tanah yang tanpa kendali oleh penduduknya) seperti Semanggi (dulu adanya cuma Balai Sarbini, sekarang plus Plaza Semanggi -_-), Cibubur (dulu area yang dipakai Cibubur Junction itu lapangan kosong dan banyak orang-orang belajar nyetir disitu), Cililitan (dulu belum ada PGC, adanya terminal Cililitan), dan lain lain yang gak gue tau. Oke, bagi yang belum tau, dahulu sewaktu gue masih TK dan SD, Jakarta hanya dimonopoli oleh beberapa mall besar seperti PIM, Citraland, Mangga Dua Mall, Blok M Plaza, Plaza Indonesia, dan Plaza Senayan. Dulu belum ada yang namanya MKG, MOI, Citos, Artha Gading, Sency, STC Senayan, WTC Mangga Dua, dll.

Hmm pada akhirnya semuanya berubah karena perkembangan zaman. Tapi, sayangnya perubahan itu kearah yang kurang baik karena long-term-plan pembangunan Jakarta yang sayangnya dibuat dengan tidak baik, yang pada akhirnya 'menyesengrakan' penduduknya sendiri di tahun 2010 ini. Semoga, dengan terobosan pemda sekarang ini, dapat menyejaterahkan kehidupan penduduknya dan membuat Jakarta menjadi kota yang layak dan nyaman untuk ditinggali warga. :)

1 comment:

  1. selamat pagi jelang hari asyura, kunjungan dipercepaat dan akhirnya bisa melihat lihat blog anda... lanjutkan untuk berkarya sob, salam persahabatan, dont forget comment in my blog

    ReplyDelete