Pages

Wednesday 24 November 2010

Masa SMA-ku (by Dewobroto Adhiwignyo)

Masa SMA-ku

Kuhabiskan selama tiga tahun
Di sekolah yang sarana dan prasarananya tidak terlalu baik memang

-Tapi tak jadi masalah buatku-

Di sana kotor

Yang jadi persoalan
bukan kotor lantainya, dindingnya, atau lingkungannya

(Jadi, apa yang kotor?)

Politiknya kotor.
Sekolah SMA-ku
yang penuh dengan para Primordialis...

OSIS-nya kotor, MPK-nya kotor
Bahkan beberapa organisasi lainnya juga kotor
Di SEKOLAH NEGERI itu
yang dapat menjadi pengurus OSIS dan pengurus MPK
hanyalah mereka yang (dianggap sebagai) Muslim (yang baik).
Yang dapat menjadi Ketua OSIS dan Ketua MPK hanyalah kaum Adam.
Mereka tidak peduli dengan hak asasi

Ya
Mereka... yang mengaku terpelajar dan menghormati Tuhannya.
Dan di balik itu semua mereka masih berkoar-koar menyuarakan kebebasan berpendapat dan nilai-nilai luhur kepemimpinan, etika, serta moral.

Yang Nasrani ada pula yang tak jauh berbeda.
Seringkali kutemui
orang-orang yang hanya bergaul dengan rekan seagama/sesukunya saja
Dibalut dengan sikap fanatik berlebih.

Tidak.
Aku tidak suka suasana kacau balau itu
Aku merasa tidak nyaman
Muak.

Memang sudah berlalu
Tapi sangat membekas. Seringkali terbesit di dalam pikiran...
Kenapa aku bisa masuk 'Kandang Primordialis' seperti itu?

Lalat saja tidak pilih-pilih sampah basah jenis apa yang mau ia jilat

Aku netral. Tidak membela siapa pun.
Juga tidak terpengaruh dan dipengaruhi siapa/apa pun.
Mungkin tidak bisa sepenuhnya disebut orang baik dan patuh
Tapi aku punya pendirian prinsipil.

Aku tidak akan pernah merekomendasikan siapa pun untuk masuk mendaftar ke sekolah itu.
Menjadi siswa di sana, berarti harus siap menerima kenyataan
Bahwa orang-orang di sana lebih mementingkan tradisi, ketimbang akal sehat dan hak asasi.

Kuakui, mereka (yang terlibat) bukanlah orang-orang bodoh
Hanya saja hati nurani mereka buram
Ya. Buram.
Ada, namun buram.
Tentang hak asasi -hak kehidupan manusia paling dasar- saja mereka berani langgar.

Dan aku yakin setiap manusia terlahir dengan hak asasi. Siapapun Tuhan mereka.
Apapun agama dan ras/suku mereka.

Menjemukan. Tamak. Egois.
Munafik.
Terkutuklah mereka yang memulai dan menjalankan sistem dalam tradisi hitam itu.

Namun, aku tahu
Di antara mereka (yang terlibat)
masih ada yang berpikiran kurang lebih sama denganku
dan sependapat dalam hal ini.

Dan di luar itu semua
Aku suka dengan masa SMA-ku
Aku rindu masa-masa itu.



Bandung, 18 November 2010
Dewobroto Adhiwignyo

No comments:

Post a Comment