Pages

Wednesday 3 November 2010

God Speak to Us

Dewasa ini, Indonesia sedang ditimpa banyak bencana. Dimulai dari banjir yang menyebabkan macet parah di Jakarta, banjir yang ada di Wasior, tsunami yang menerjang Mentawai, dan Merapi yang menggelora mengeluarkan awan panas nya. Yang membuat warga porak-poranda. Mulai dari yang tiba di rumah dini hari sampai orang yang meninggal karena terbawa arus dan sesak nafas. Dan juga sekarang, disaat gue membuat posting ini, pantai Papua diguncang gempa sebesar 6.0 skala richter (@thejakartaglobe's breaking news)


Do you realized that God speak to us? He is talking now, with his ways, to show the humankind how small they are.

Hmm gue selalu berfikir bahwa sebenernya ini ada hubungannya dengan keadaan masyarakat Indonesia sendiri. Coba liat kondisi negara kita, korupsi dimana-mana, aparatur negara amburadul, pejabat-pejabat negara kehilangan kharisma dan kepercayaan masyarakat dan seakan-akan aparat pemerintah kita menutup mata terhadap segala hal yang terjadi, yang membuat rakyat Indonesia sendiri menjadi sinis, bahkan apatis, terhadap pemerintahannya sendiri.

Sebagai contoh, bila ada kejadian di masyarakat dan itu sangat penting, seperti banjir, mereka (aparatur negara) menutup mata, seakan-akan hal itu adalah hal yang lumrah. Ya, mereka bisa saja berbicara seperti itu, karena gue yakin mereka gak pernah merasakan itu. Sama halnya dengan macet. Mereka bisa berbicara seperti itu karena mereka sudah biasa mendapat fasilitas yang 'lebih' dari pemerintah seperti pengawalan voorijder.

Mereka selalu menghindar bila ditanya tentang bencana ini bencana itu, tetapi mereka selalu bersemangat sekali ketika membicarakan renovasi 'gedung rakyat', studi banding keluar negeri, pemberian insentif, dll. Sampai-sampai mereka rela untuk lembur demi membuang-buang APBN negeri Pancasila ini.

Fuck with them! Mereka orang-orang yang tidak ber-peri-kemanusiaan! Gue salah, I shouldn't call them human. Mereka hanya binatang yang akan haus dengan harta, jabatan, dan kroni-kroninya. Hati mereka sudah tidak bisa lagi merasakan duka, iba, bahkan simpati pun mereka tidak. Lihat saja sekarang ini, disaat bencana menghantam bertubi-tubi. DIMANA MEREKA? MEREKA PARA WAKIL RAKYAT YANG SEHARUSNYA ADA UNTUK RAKYAT. Ternyata, mereka sedang berada di belahan bumi yang lain, beralasan studi banding WALAUPUN rakyatnya sedang mengalami musibah. Gak habis pikir gue, kenapa negara ini harus penuh dengan orang-orang seperti itu. Astaghfirullahaladzim.

Sekarang lihatlah apa yang secara tidak langsung dihasilkan oleh binatang-binatang itu. Tuhan menurunkan bencana ke kita semua agar kita sadar. Agar kita membuka mata. Agar kita turun dari kasta dan merasakan apa yang orang yang mempunyai kasta rendah rasakan.
Once again, fuck with them! Kita hanya bisa berdoa agar mereka, para binatang, berubah kembali menjadi manusia. Amin.

- Rachmat Reksa S. | @reksamudra -

No comments:

Post a Comment